Sabtu, Mei 09, 2009

BUAH SU’UZHON

Apa sih su’uzhon? Sejenis mangga, pisang atau umbi-umbian? Su’uzhon itu berasal dari bahasa Arab yang artinya berburuk sangka. Pernah dengar kisah seorang pria yang membunuh kucingnya karena su’uzhon? Kucing peliharaan yang begitu setia mengikutinya dari sebelum ia memiliki anak, hingga ia dianugerahi seorang bayi mungil oleh Yang Maha Kuasa.
Sang kucing menjaga bayi di saat majikannya pergi. Ada ular besar masuk ke rumah dan ingin mencelakai bayi mungil yang sedang tertidur nyenyak tapi sang kucing menghalanginya. Terjadilah pertarungan yang seru antara ular dan kucing. Saat sepasang suami istri itu pulang, didapatinya kucing peliharaannya dengan mulut penuh darah. Sang majikan langsung beranggapan bahwa si kucing telah memakan bayinya. Dengan geram pria itu membunuh kucing peliharaannya. Namun, betapa menyesalnya sepasang suami istri itu saat melihat bayinya baik-baik saja. Seekor ular besar tergeletak tak bernyawa di sana, barulah mereka tahu bahwa sebenarnya kucing peliharaannya itu telah menjaga anaknya dari gangguan ular besar itu.

Seorang sahabatku bercerita padaku, bagaimana su’uzhon menghancurleburkan persahabatan dan persaudaraan yang telah terjalin selama lebih dari 5 tahun. Entah dari mana awal mula berita itu menyeruak ke permukaan? Nama baik seorang akhwat dicemari dengan tuduhan bahwa ia berpacaran dengan teman sekelasnya di kampus. Laki-laki yang tergolong anak bandel ini disebut-sebut telah berhasil mencuri hati gadis berparas cantik yang merupakan aktivis dakwah. Kok bisa?
Ada berita dan ini shahih, yang mengatakan bahwa sebut saja Ratna boncengan motor dengan laki-laki yang digosipkan sebagai pacarnya itu. Dan yang lebih mengagetkan lagi mereka berdua terlihat keluar dari sebuah mall. Akhirnya muncullah prasangka, kalau bukan pacaran terus apa namanya?
Jarang datang ke pengajian, jarang ngumpul sama teman-teman sesama aktivis dakwah, tahu-tahu boncengan motor sama laki-laki dan itu keluar dari sebuah mall. Parah banget sih akhwat ini. Dia pasti udah terkena Virus Merah Jambu (VMJ) deh. Itulah yang ada dalam pikiran teman-teman Ratna tentang dirinya.
Ada sms nyasar dari laki-laki itu yang masuk ke no.HP seorang sahabat Ratna, isinya berupa kata-kata sayang tapi tidak jelas sms itu untuk siapa. Dia langsung menebak layaknya seorang paranormal sakti, “SMS ini pasti buat Ratna, tapi dia salah kirim.”
Merasa keadaan Ratna sudah sangat parah, sahabatnya ini menghampiri Ratna. Dan ini kata-kata yang dilontarkannya kepada Ratna, “Ratna, kamu ga salah, kok mau sih pacaran sama cowok kayak dia…...(menjelek-jelekkan laki-laki yang digosipkan sebagai pacar Ratna).” Ratna tidak memberi jawaban atas tudingan sahabatnya, ia malah menjauh dengan muka ditekuk. Kalau anda yang di posisi Ratna, bagaimana perasaan Anda, tanpa tabayun (klarifikasi) atas berita yang memojokkan dirinya, dia diserang dengan kata-kata yang lebih mirip menyalahkan atau memvonis Ratna sebagai seorang yang bersalah. Lagi-lagi prasangka bermain di benak teman Ratna ini, Ratna pasti ga suka deh kalau pacarnya dijelek-jelekin gitu. Buktinya dia sampai pergi dengan muka ditekuk gitu.
Keesokan harinya, si cowok itu ngelabrak sahabat Ratna. “Loe ngomong apaan sih ke Ratna, jelek-jelekin gue di depan Ratna. Loe pengen ngerusak hubungan gue sama Ratna?” Nah, semakin menguatkan dugaan kalau memang Ratna dan cowok itu punya hubungan khusus. Tapi kenapa Ratna pake cerita segala sih, sampe aku dilabrak gini. Benar-benar keterlaluan si Ratna, dia pasti sengaja cerita ke cowoknya.
Sejak saat itu, hubungan Ratna dan sahabatnya yang telah terjalin lebih dari 5 tahun pun hancur sudah. Mereka tak pernah lagi bertegur sapa padahal mereka sekelas. Tak ada lagi senyum, tak ada lagi salam. Hanya kata-kata ini yang terukir “Terserah deh Na kamu mau ngapain aja, aku udah ga peduli.”
Berita ini sampai ke telinga sahabatku Ayu, sekaligus kakak kelas Ratna semasa di SMA. Ayu tahu persis watak Ratna, karena ia cukup dekat dengan Ratna. “Dekatin dong kan kamu sekelas,” kata Ayu kepada sahabat Ratna, Dian. Tapi Dian dan teman-teman Ratna lainnya sudah merasa tak bisa lagi mendekati Ratna. Dian sudah sakit hati atas perlakuan cowok itu kepadanya yang dia anggap sebagai perlakuan serupa dari Ratna. Ayu tidak percaya dengan apa yang didengarnya, tapi mendengar cerita teman Ratna itu Ayu jadi penasaran. Dia merasa perlu mendengar kisah dari sisi Ratna. Ayu memang sahabat sejatiku, ia tak pernah gegabah dalam mengambil keputusan.
Ayu bersilaturrahim ke rumah Ratna, ia membuka perbincangan dengan bahasa yang halus dari hati ke hati. Dan inilah penjelasan Ratna. “Aku lagi banyak masalah keluarga kak Ayu, tapi ga ada satu pun sahabat-sahabat aku yang datang dan nanyain keadaan aku padahal aku butuh mereka. Masalah kenapa aku ga pernah datang lagi ke pengajian, orang tuaku yang melarang. Itu karena orang tua aku kasihan melihat aku pergi pagi pulang malam. Kerja sambil kuliah ga ada istirahatnya, hari Ahad aja pergi untuk ngaji yang jaraknya lumayan jauh dari rumahku. Kak Ayu tahu sendiri kan kalau fisikku tuh rentan. Aku udah pernah bilang mau pindah pengajian aja, tapi ga ditanggapin sama teman-teman. Makanya aku pindah ngaji ke daerah yang dekat rumahku tanpa izin sama teman-teman yang lain, daripada aku benar-benar ga ngaji.”
“Kalau masalah boncengan dari mall itu, aku akuin itu salah aku. Tapi aku ga jalan bareng dia, cuma kebetulan ketemu dan waktu itu aku lagi buru-buru banget makanya aku ga pikir panjang langsung ikut. Tapi itu cuma sekali kak, cuma sekali dan aku nyesel banget. Yang aku ga suka dari teman-temanku itu, mereka ga pernah nanya baik-baik tentang masalahku. Mereka langsung men-judge, siapa yang ga kesal sih kak padahal mereka juga ga pernah silaturrahim lagi ke rumahku.” Ratna menjelaskan masalahnya dengan beruraian air mata.
“Yang dapat sms nyasar itu bukan cuma Dian, teman-teman yang lain juga dapat. Cowok itu emang anak iseng, aku ga punya hubungan apa-apa sama dia kak. Waktu Dian nanya soal cowok itu, aku langsung buang muka karena aku udah kesal banget. Terus aku ngomelin cowok itu, karena aku pikir dia yang udah bikin teman-temanku jadi salah sangka.” Oh, jadi gitu ceritanya. Ratna memarahi si cowok itu karena menurut Ratna cowok itulah penyebab gosip miring tentang dirinya. Si cowok memarahi Dian, teman Ratna, karena merasa telah dijelek-jelekkan namanya di depan Ratna. Sedangkan Dian menyangka Ratna mengadu ke cowoknya tentang perkataan Dian. Missed communication nih kayaknya.

Sebuah pelajaran menarik, apapun yang kita dengar atau lihat belum tentu seperti apa yang kita duga. Dalam Islam, diajarkan untuk meneliti lebih dahulu kebenaran sebuah berita atau biasa disebut “tabayyun”.
Allah SWT berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.”
(Q.S.Al Hujurat : 12)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar